Kontrol Rutin

Antri dulu dong
Hari Senin ini adalah jadwal rutinnya Bapak untuk kontrol kesehatan ke dokter jantung. Seperti biasa, sebelum melakukan pemeriksaan ke Poli Jantung, pasien harus daftar dulu di Loket Pendaftaran BPJS. Kalau tidak pakai asuransi kesehatan sudah pasti biaya yang diperlukan untuk kontrol kesehatan/obat/pemeriksaan lainnya sangat besar nominalnya.

Untuk jumlah antrian di loket pendaftaran hari ini tidak seramai dan sepanjang bulan lalu. Namun, seperti biasa ya, pasien yang terlihat banyak mengantri adalah pasien lansia. Beberapa ada juga sih anak muda yang seumuran ku.

Tak disangka-sangka meski antrian tidak membludak seperti bulan Maret lalu, tetapi tetap saja membutuhkan waktu lama untuk melakukan pendaftaran. Datang pukul 08.35 WITA, baru dipanggil kurang lebih pukul 10.11 WITA. Banyak orang yang mengantar pasien terlihat tidak sabaran saat mengantri. Satu per satu mulai berdiri di depan meja loket pendaftaran, padahal belum dipanggil oleh petugasnya.

Disela-sela keramaian orang yang sedang mengantri ada beberapa orang bapak-bapak usia 30 sampai 50 tahunan duduk bersama sambil mengobrol. Terdengar cerita dari seorang bapak usia 30 tahunan, badannya besar, tegap, berotot, dan tatto-an. Dia menceritakan bagaimana perjuangan istrinya melahirkan bayinya yang lucu kemarin malam. Sedangkan bapak-bapak yang lainnya mendengarkan sembari sesekali ikut serta menceritakan kisah kelahiran anak-anak mereka. Sepertinya anak yang lahir itu adalah anak pertama dari bapak yang badannya tegap tersebut. Dari kejauhan aku perhatikan wajahnya sangat sumringah, dan senang sekali karena pada akhirnya sang anak telah lahir dengan sehat. Istrinya pun juga sehat.

Maklum, ruang pendaftaran bersebelahan dengan ruang persalinan dan ruangan bayi. Jadi, aku pun secara tidak langsung ya mendengar sekilas cerita dari para bapak-bapak itu.

Balik lagi ke proses antri - mengantri di loket pendaftaran. Mengurus pendaftaran itu PR-nya cuma harus "bersabar" mengantri untuk dipanggil. Kemudian pindah ke Poliklinik yang dituju. Syukurnya Bapak mendapatkan nomor antrian nomor 20-an gitu di Poliklinik. Jadi, tidak terlalu lama menunggu. Antri yang tak kalah lama dari loket pendaftaran berikutnya adalah pada saat pengambilan obat di apotik. Mwehehehe.

Yah, menunggu panggilan untuk ambil obat tidak membuatku merasa was-was. Karena Bapak sudah selesai dicek oleh dokter. Kalau saat mengantri di Loket Pendaftaran itu lumayan cukup membuat aku was-was, lebih sering melihat jam. Hal ini bukan tanpa alasan, jam praktik dokter spesialis itu ada batas waktunya. Proses daftar di loket juga tidak selalu lancar. Sedangkan saat menunggu pengambilan obat kan kita tidak ada berurusan sama dokter lagi. Yah intinya, harus bersabarlah. Karena kan banyak pasien yang berobat.

Hal pasti setiap bulannya jika ke Rumah Sakit adalah, semua proses baru selesai setelah lewat jam 12 siang. Jadi, harus menyiapkan diri sebaik mungkin, entah itu sarapan atau lainnya. Kalau aku yang notabene tidak bisa sarapan, hanya membekali diri dengan sebotol air minum dan roti (jika ada).

Hasil pemeriksaan Bapak hari ini, kata dokter semuanya baik tapi harus lebih sering berolahraga atau bergerak gitu setiap harinya agar berat badannya tetap terkendali.

Sekian cerita singkat perjalanan pengantar pasien yang setiap bulan harus bersabar mengantri di Rumah Sakit. Semoga kamu dan keluarga tetap sehat ya. 

S.y./18042022

Komentar