Pengalaman Menjadi Kurir

Hai,
Sudah lama tidak menulis (lagi).

Aku mau sedikit cerita tentang kesibukanku selama kurang lebih 3 minggu ini. Aku bekerja sebagai Kurir di salah satu jasa pengiriman barang yang ada di Bali. Ada banyak kejadian yang tak terlupakan juga hal-hal lucu atau nyeleneh bahkan beberapa kesialan yang aku alami selama bekerja menjadi Kurir.

Hari pertama menjadi seorang Kurir, aku agak kesusahan dalam mencari alamat rumah para Buyer karena belum begitu familiar dengan area dan nama-nama jalan hahaha
Aku beberapa kali harus antar paket keluar masuk Vila, dan beberapa paket ditujukan untuk WNA yang tinggal di sana. Auto was wes wos cas cis cus ini mulut ngomong pakai Bahasa Inggris, mana blepotan parah lagi conversation ku. Untung mereka paham dan sejauh ini ketemu sama yang ramah hahaha

Kanan dan Kiri Masih Sawah
Beberapa kali di awal bekerja, aku tidak dapat mencapai target harian tapi jadi sedikit paham dan tahu sampai mana saja area pengiriman ku. Saat bekerja, aku lebih banyak melintasi jalan di tengah persawahan, dan bertemu dengan banyak orang. 
Entah itu ibu/bapak/nenek/kakak/adik/bocil hahaha

Semua orang yang bisa aku tanyakan alamat rumahnya, ya aku hampiri. Karena tidak semua Buyer mencantumkan alamat rumah yang benar-benar jelas. Ada yang mencantumkan alamatnya sangat umum sekali alias sangat tidak detail, lalu  nomor handphone yang tertera tidak bisa dihubungi, beberapa faktor itu menjadikan Kurir kesulitan dalam menemukan lokasinya. Jadi, ku rasa menjadi seorang Kurir harus punya inisiatif, entah bertanya ke warung-warung sekitar atau orang-orang yang lewat, ibu-ibu yang lagi ngerumpi depan rumah pun juga tak luput jadi sasaran ku. Demi paketnya sampai kepada pemiliknya haha

Hari-hari berikutnya, aku bisa mencapai target pengiriman paket yang telah ditetapkan bahkan beberapa kali melampaui target. Itu karena beberapa kali aku harus membantu rekan Kurir yang lain untuk mengirimkan paketnya, alias beda area sama aku. Entah itu karena mereka libur atau karena memang paketnya yang lebih banyak daripada biasanya.

Saat pengiriman barang, ada saja hal lucu yang terjadi. Salah satunya ketika aku menjelajah jalanan, ada motor yang parkir di pinggir jalan, jatuh dengan sendirinya. Pemilik motor itu sedang asik nongkrong bersama teman-temannya di warung dekat sana, tapi sepertinya kakak itu parkir kendaraannya ngawur, jadi motornya tiba-tiba tumbang begitu saja padahal tidak ada yang menyenggol motornya hahaha. Dia dan  semua temannya bengong sesaat sebelum kemudian serentak tertawa melihat motor itu jatuh. Ada-ada saja memang hahaha

Pernah ketika sedang mengirimkan paket, aku beberapa kali bertemu bocil (Bocah Cilik). Salah satunya ya anak cantik ini yang menerima paket ibunya di rumah. Orang dewasa lainnya yang ada di rumah katanya sedang bobo siang. Pinter banget deh itu adik dan dia tahu dengan pasti nama ibunya, senyumannya manis lagi.

Berkaitan dengan bocil, aku juga sering dibantu mencari alamat rumah sama bocah-bocah cilik yang tinggal di area perumahan atau lingkungan tempat aku mengirimkan paket. Mereka awalnya cuma memperhatikan aku ini mau ngapain. Saat aku mulai nyasar karena alamat yang tidak jelas, mereka mulai mencoba untuk bertanya.
Bocil  : “Kakak, mau ngirim paket ya?”
Aku   : “Iya, ini nyari alamat rumah, jalan dan Nomor rumahnya atas nama ini”.
Bocil : “Oh, sebentar Kak. Kayaknya disitu deh (Berjalan sambil nunjuk ke arah Selatan)”.
Aku     : (Ngikutin si Bocil).
Yap. Karena dibantuin oleh si Bocil, aku pun dapat menemukan alamat rumah yang kadang alamatnya ngawur atau orangnya susah dihubungi, dan nama lengkap mereka seringnya tidak semua tetangga tahu. Maklum, area pengiriman ku lebih banyak di Desa. Jadi, kadang nama orang yang diketahui oleh warga sekitar cuma nama kecil/nama panggilan rumahnya saja. Apa itu nama lengkap? Hahahaha
Yah, itulah salah satu kenangan ku yang terbantu oleh adanya para Bocil saat mereka main tengah hari di jalanan.

Selain itu, ada beberapa kali kesialan yang aku alami. Pernah suatu hari, aku masuk ke rumah Buyer, entah dimana itu anjing tadinya sembunyi. Aku masuk lewat pintu garasi mobil, dan memang ada mobil yang parkir disana. Aku jalan sekalian menjawab pertanyaan si pemilik rumah. Tiba-tiba kaki kiri ku digigit oleh si Anjing. Tuan rumahnya baru bilang dong, kalau dia punya anjing yang baru lahiran. LAH????
Selama bekerja, untungnya aku selalu pakai celana jeans yang tebal. Jadi, itu taring dan gigi runcing si Anjing kagak merobek dan melubangi kaki ku. Tapi, aku auto mleyot, nahan diri banget untuk berdiri. Padahal air mata sudah menggenang, suara mulai bergetar, badan sudah lemas. Aku itu memang takut sama anjing galak. Siapa juga yang siap digigit sama anjing? Mana di Bali lagi marak kan kasus rabies akhir-akhir ini?! Setelah itu, di sepanjang perjalanan, aku berusaha menenangkan diri. Badan juga masih lemas, kaki gemeteran, tapi harus bisa dikontrol secepatnya karena masih banyak paket yang harus dikirim. Masa iya, ngirim paket sambil mewek, kan tidak lucu. Huhuhu 

Bagi kamu yang pelihara Anjing, dan jika memang peliharaanmu galak, setidaknya kamu harus selalu siap siaga atau waspada untuk melindungi orang lain yang akan ke rumah mu. Handle Anjingnya supaya tidak melukai orang lain.

Kesialan yang aku alami berikutnya adalah saat mengirimkan paket ke salah satu Vila yang sedang pembangunan. Aku mencari Buyer ke sana, para pekerja bangunan itu sudah melihat kedatangan ku. Cuma, saat akan kembali menuju parkiran, ada seorang pekerja yang main lempar ember berisi sisa campuran beton dari lantai 2 ke bawah. Ya, benar. Ember itu pun menimpa kepala ku. Bersyukur saat mengirimkan paket, kemana-mana aku selalu pakai helm. Jadi, helm melindungi kepala ku. Tapi tidak untuk jaket kesayangan ku. Para pekerja itu malah ketawa, melihat aku terkena cipratan semen. Ya, aku pun juga turut menertawakan diriku sendiri.

Apalagi ya?

Tersesat gara-gara Aplikasi Maps juga sering ku alami saat bekerja. Jalan buntu, malah disuruh belok kanan, itu bagaimana cerita? Padahal di kanan itu sudah jurang/sungai Hahaha

Lalu, para Buyer menandai lokasi rumahnya di aplikasi jauh dari lokasi rumahnya yang asli juga banyak terjadi. Lebih sering bertemu dengan Buyer yang ramah daripada yang cuek. Beberapa kali juga mengirimkan paket, yang nerima adalah Kucing penjaga rumah. Hahaha

Kalau cuaca sedang tidak mendukung alias turun hujan, harus selalu siap sedia bawa plastik bag yang besar untuk bungkus tas yang berisi banyak paket. Tapi, kalau hujannya deras, mau tidak mau harus menepi untuk berteduh sejenak. Daripada semua paket nanti basah.

Yah, itulah beberapa hal yang aku alami dan aku ingat saat menjadi seorang Kurir.

Bekerja menjadi seorang Kurir menurut ku pribadi sangat seru. Karena tantangannya banyak. Harus selalu professional. Selalu tersenyum, ramah, sopan, saat bertemu dengan Buyer. Padahal mah hati atau pikiran mungkin saja sedang mengalami tekanan tertentu. Harus mengingat alamat/lokasi rumah di area pengiriman. Supaya tidak terjadi yang namanya salah kirim.

Ekspektasi awal dan apa yang aku alami saat bekerja menjadi kurir, kurang lebih hampir sama lah ya. Tapi memang ada beberapa fakta yang tidak bisa aku tulis disini.

Yah, itulah cerita singkat pengalaman ku menjadi Kurir. Menjadi Kurir itu tidak mudah, kendala di jalan saat pengiriman itu banyak sekali. Jadi aku harap, kalian yang menjadi seorang Buyer/pengguna jasa pengiriman ini, bisa lebih bersabar dan menghargai mereka yang mengantarkan barang pesananmu ya.


S.y./27052022

Komentar