Refleksi Hidup di Tengah Jeda Karir: Waktu Bersama Orang Tua Tak Tergantikan

Hola, Selamat Malam!
Jadi, sedikit cerita tentang hariku di tengah jeda karir ini. Hari yang terlihat biasa saja, tapi justru menenangkan dan menggelitik diri terdalamnya Nyoman.

Come back again, bersama Nyoman yang benar-benar sangat tidak konsisten menulis disini,
Harap maklum, nulisnya lebih leluasa dan cepat jika pakai laptop, namun mood untuk buka laptopnya sungguh syulit untuk diciptakan, padahal ini laptop open terus lho, cuma nggak nyala ajah HAHAHA

Pagiku hari ini disambut dengan cuaca yang kelabu namun diselingi juga dengan gerimis manja yang membuat diri ini enggan berpaling dari hangatnya guling dan selimut tebalku. Meski begitu, kakiku tetap melangkah panjang, bergegas mandi karena Ibu mengingatkan untuk berburu gas LPG pagi ini di warung dekat rumah.

Entah kenapa ya, pagi ini tak terasa berat seperti hari sebelumnya. Kalau aku ingat kembali, sepertinya karena faktor mimpi kemarin malam tak terlalu mengganggu tidurku alias aku lupa kapan dan jam berapa akhirnya aku bisa tertidur, tiba-tiba bangun sudah pagi ajah HAHAHA. 

Shopping time with Ibu
Sepanjang hari, hatiku cukup merasa geli sendiri, hmmm apa mungkin karena aku bisa menemani Ibu pergi ke tempat yang ia ingin datangi ya? Jadi, tadi siang aku sempat antar Ibu pergi belanja beli kain, dupa dan kebutuhan rumah lainnya. Sepanjang perjalanan, aku berpikir "Oh, Ibu sepertinya ingin jalan-jalan karena bosan di rumah akibat dari beberapa hari ini kejebak oleh cuaca yang random ini" HAHAHA. Selain itu, aku juga bisa menghabiskan waktu untuk menemani Ibu nonton sinetron kesukaannya sambil rebahan dan aku bisa meluk kakinya sesuka hati. 
Saat itu, aku bergumam dalam hati, kenapa waktu aku masih kerja tahun lalu sama sekali nggak pernah bisa melakukan hal yang sama seperti ini? 
Aku nggak pernah bisa menemani Ibu di rumah hanya untuk ngobrol sejenak atau nemenin dia nonton televisi atau sekedar rebahan nyari kehangatan sambil meluk kakinya.
Lagi-lagi menyadari, diri ini memang mengerikan kalau sudah dikasi tanggungjawab kerjaan. Beneran buta sama sekeliling dan cuma fokus KERJA, KERJA, KERJA. 

Dalam fase jeda karir ini, aku menyadari banyak hal.
Salah satunya hal di atas.

Dalam fase sendiri ini (emang kapan pernah tidak sendiri? aneh banget deh HAHAHA), aku juga menyadari bahwa, mungkin Semesta enggan mempertemukan aku dengan seseorang (lagi) karena saat ini aku benar-benar belum punya apapun untuk pasanganku, belum pantas untuk menemani seseorang, belum pantas untuk diperjuangkan, karena kondisiku yang saat ini belum bisa dibanggakan.
Aku merasa bisa menerima situasi ini karena memang benar adanya. Dalam fase jeda karir ini, aku memang belum punya apa-apa. Tapi aku punya waktu, terutama waktu bersama orang tua, yang selama berkarir selalu aku lewatkan.

Di masa-masa jeda karir seperti sekarang, aku justru menemukan banyak hal yang sempat hilang saat dulu sibuk bekerja. Terutama hal sederhana tapi sangat berharga: waktu bersama Ibu, yang dulu sering terabaikan demi deadline dan rutinitas

Sebenarnya aku juga ingin berkarir lagi, tapi aku belum siap jika suatu hari nanti harus menyesal lebih banyak daripada tahun 2024 lalu. Aku takut menyesal kalau saat aku fokus kerja dan mengejar karir, aku tiba-tiba ditinggal Ibu. Aku tidak punya siapapun kecuali beliau. Aku belum siap mengorbankan waktu terakhirku bersama orang tua hanya untuk karirku. Aku tidak takut menyesal meninggalkan karirku yang kemarin, tapi aku takut menyesal jika ditengah kesibukan kerjaku, tiba-tiba aku menjadi benar-benar sendirian tanpa beliau. Jadi, saat ini aku hanya ingin menghabiskan banyak waktu dan belajar hal-hal tertentu dari Ibu. 

Untuk pasanganku kelak, jika nanti kita bertemu, semoga kamu bisa menerima aku yang banyak takutnya ini. Nggak apa-apa saat ini kita belum bertemu di satu waktu yang sama dan di tempat yang sama, karena aku belum pantas juga bertemu denganmu disituasiku yang sekarang dan fokus ku juga masih ke orang tua.

Terima kasih untuk Nyoman yang sudah selalu berusaha bertahan dan selalu mengambil resiko buruk untuk diri sendiri tetapi selalu berusaha ada dan menghibur orang-orang yang membutuhkan kehadiranmu. 
Ayo kita belajar terus setiap hari ya, enggak apa-apa hari ini kamu tidak punya karir seperti sebelumnya, tetapi kamu kini kembali menemukan dirimu sendiri dan kembali fokus mempertahankan kondisi kesehatan kedua orang tua. 
Saat ini, itu sudah baik. 
Semangat Nyoman :*

Komentar